"Pembagian Tugas Laki-Laki Dan Perempuan" Ringkasan Buku Buya Hamka Berbicara Tentang Perempuan Bagian 2
Ini adalah hari raya biar kita semua menikmatinya. Pada dua hadits tentang utusan kaum perempuan menghadap Nabi, dijelaskan bahwasanya jika taat kepada suami, menjaga rumah tangga dengan penuh tanggung jawab, pahalanya adalah seimbang dengan pahala suaminya yang pergi ke medan perang. Kita banyak.
Kita banyak yang mengalami bahwasanya sukses kita keluar rumah menempuh perjuangan hidup sangat bergantung kepada kesetiaan istri menjaga benteng rumah tangga.
Sebelumnya sudah dijelaskan dalam hadits bahwa yang wajib pergi berperang menyambung nyawa ialah laki-laki. Akan tetapi, jika suatu saat perempuan hendak ikut pergi bersama suaminya atau anaknya, dibukakan baginya pintu untuk berjihad.
Mereka ikut ke medan perang untuk menyediakan makanan dan membalut yang luka. Nabi SAW sendiri seperti kita sebutkan, membawa istrinya Ummu Salamah ketika terjadi perjanjian Hudaibiyah.
Di dalam hadits-hadits yang shahih tersebut tersirat bahwasanya Ummu Salamah, ibu dari Anas bin Malik, bersama dengan Fatimah anak perempuan Rasulullah SAW. ikut dalam Perang Uhud.
Terkenallah nama Khansa, penyair perempuan pada zaman Jahiliyyah. Dia terkenal karena meratapi saudaranya, Aakhr dan Kulaib yang tewas dalam perperangan dengan kabilah musuhnya sehingga syair-syairnya tentang meratapi saudaranya yang tewas tersebut membawa namanya terkenal.
Namun, setelah datang zaman Islam, iman masuk ke dalam hatinya dan dikerahkan putra-putranya, empat orang laki-laki yang sedang muda remaja agar turut menjadi mujahid di dalam Perang Qadisiyah yang terkenal. Keempat putra tersebut pun mencapai syahid di medan perang.
Khansa tidak meratap, melainkan menyatakan kebanggaan hati karena putra-putranya wafat untuk agama dan harapannya hanya satu, yaitu kelak dia akan kembali bertemu dengan putra-putranya di akhirat.
Ummu Salamah, yaitu ibu dari Anas bin Malik dan istri dari Abu Thalhah. Maka suaminya, Abu Thalhah, berkata bahwa Ummu Salamah dalam perang Uhud selalu berdiri tidak jauh dari Nabi.
Dia bersedia mati lebih dahulu sebelum Nabi kena apa-apa dari musuh. Dia pun selalu menyisipan sebuah jembiah/khanjar (golok besar bermata dua) pada pinggangnya dan dia katakan, kalau seorang musyrikin berani mendekati dia, akan disudahi nyawanya dengan khanjar tersebut.
Perempuan tidak diperintahkan sujud kepada suaminya yang diperintahkan hanyalah kesetiaan sebagai imbangan dari perinta Rasulullah kepada laki-laki
Sebelumnya telah disebutkan bahwasanya seorang perempuan diwajibkan setia kepada suaminya. Ketaatan tersebut adalah imbangan dari perjuangan suaminya juang di medan perang atau di medan hidup.
Oleh karena itu, perempuan diperintahkan taat kepada suami. Ada hal yang mengatakan kalau sekiranya aku dibolehkan menyuruh seorang sujud kepada orang lain, niscaya perempuan yang akan aku suruh sujud kepada suaminya.
Para perempuan modern tidak usah cemas. Islam tidak memerintahkan orang sujud kepada yang selain Allah. Perempuan tidak diperintahkan sujud kepada suaminya. Yang diperintahkan hanyalah kesetiaan, sebagai imbangan dari perintah Rasulullah kepada laki-laki.
Jika hendak dimasukkan hitungan orang yang muliawan, setiawan, hendaklah menganggap mulia ahlinya, istrinya. Jika ahli dan istrinya dianggap hina, hal tersebut pertanda bahwa dialah yang hina!
Leave a Comment