Tafsir Buya Hamka Tentang "Perempuan Juga Dimuliakan"
Dengan berkembangnya zaman dan semakin pesatnya arus informasi dan teknologi, ternyata tidak membuat isu seputar feminisme, perempuan, dan pandangan islam terhadap perempuan meredup dan menghilang.
Nemun, justru para pengusung liberalisme yang tidak menyukai cara islam melindungi, memuliakan, dan menghormati perempuan terus saja melakukan perang pemikiran.
Mereka terus melakukan propaganda negatif yang menyerang pemikiran masyarakat islam dengan tujuan akhir dengan hilangnya sense of belonging (rasa ingin memiliki) umat islam terhadap agamanya dan menjatuhkan umat islam dari pokok-pokok ajaran islam itu sendiri.
Dalam Surat An-Nisaa': 1
"Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)-nya; dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta, dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu."
Di dalam ayat ini diterangkan bahwa asal-usul kejadian manusia adalah satu. Tafsir tersebut ada dua macam, yaitu:
Tafsir yang biasa, yaitu pada mulanya Allah hanya menjadikan satu diri saja, Adam. Kemudian dari diri yang satu itulah Allah ciptakan untuknya seorang istri, yaitu Hawa.
Di dalam sebuah hadits "Mauquf Shahabi" dari Ibnu Abbas yang diterangkan bahwa bagian diri Adam yang dijadikan untuk tubuh istrinya ialah satu dari tulang rusuknya. Hal ini pun tersebut di dalam Kitab Perjanjian Lama (Kejadian 2: 21-22)
Tafsir lain dikatakan bahwa nafsin wahidatin bukanlah semata-mata tubuh yang kasar, melainkan pengertian biasa, yaitu diri. Diri manusia pada hakikatnya ialah satu, kemudian dibagi dua, satu menjadi bagian laki-laki dan yang satu lagi menjadi bagaian perempuan, atau jantan dan betina.
Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan bahwa meskipun dua coraknya, jantan dengan betina, hakikat jenisnya tetap satu, yaitu manusia. Laki-laki dan perempuan sama-sama manusia. Oleh karena asalnya satu, kemudia dibelah dua, terasalah bahwa yang satu tetap memerlukan yang lain. Hidup belum lengkap jika keduanya belum dipertemukan kembali, "belum disatukan."
Dari diri yang satu dibagi dua, kemudian dipersatukan kembali, itulah asal-usul berkembang biaknya manusia sejak dunia ini dikembangkan dan didiami. Dari sini pula asal-usul manusia yang banyak ini.
Ayat pertama surah An-Nisaa' ini diawali dengan anjuran kesadaran kepada diri, yaitu agar hidup didasarkan atas takwa kepada Allah. Dengan dasar takwa kepada Allah, terpeliharalah hidup dan selamatlah pertemuan di antara kedua bagian yang telah terpisah tersebut.
Menarikkk
BalasHapus