Artikel Qurban Dan Kemerdekaan Part 1 - Lembar Risalah An-Natijah 2018

 Lembar Risalah

An-Natijah

"Qur'ban Dan Kemerdekaan"

Syarifuddin Prawinegara

Bismillahirrahmanirrahim..

    Ada dua hari di tahun 2018 ini yang menjadi momentum peringatan besar bagi umat manusia sedunia dan bagi bangsa Indonesia khususnya. Didahului dengan peringatan hari kemerdekaan bangsa Indonesia, 17 Agustus, dan lima hari berikutnya merupakan peringatan hari raya qurban. Keduanya merupakan hari istimewa yang memiliki nilai kesejarahan bagi kaum muslimin sejagat (qurban) dan bagi bangsa Indonesia khususnya (proklamasi kemerdekaan).

    Kemerdekaan bangsa kita adalah buah manis dari hasil pengorbanan yang luar biasa para pendahu kita dalam mengenyahkan kaum penjajah.

    Tidak tanggung-tanggung dua bangsa asing yang terakhir saling singgah mencengkram bangsa kita, Belanda dan Jepan. Belum lagi jika diurut ke jauh belakang tertulis dalam sejarah, bangsa asing yang sempat bercokol di persada Nusantara ini: ada Portugis, Inggris, dan Spanyol. Ya, lima bangsa asing begitu besar minatnya menduduki negeri kita. Dan, Belanda-lah yang paling lama bertahan.

    Salah satu bentuk peninggalan dari bangsa Belanda misalnya, amatlah dikenal yaitu politik devide et impera atau politik pecah-belah yang diterapkan untuk mengadu domba di antara kerajaan-kerajaan yang ada di Nusantara, sehingga mereka sibuk bermusuhan dan berperang lalu menjadi lemah dan kekuasaan kaum penjajah serta- merta dapat bertahan lama.

    Politik adu domba ini kemudia sesekali masih kita jumpai di alam merdeka untuk dicoba oleh kalangan tertentu untuk memecah-belah anak bangsa, tapi syukurnya kesadaran di benak anak bangsa dengan bermodalkan i'tikad rasa persatuan dan kesatuan begitu besar, sehingga tema memecah-belah itu dapat tereleminasi dengan sendirinya. Buktinya hingga 73 tahun berjalan kita tetap menjadi sebuah bangsa yang satu dan bersatu.

    Amat besar pengorbanan bangsa ini ditumpahkan demi membela hak-hak atas tanah negeri dan meraih kemerdekaannya. Dan, momentum 17 Agustus 1945 yang bertepatan dengan bulan 9 Ramadhan 1364 H itu menjadi pertanda berakhirnya segala penderitaan yang dirasa sebagai bangsa yang terjajah, kaum budak, lalu berwujud menjadi bangsa yang merdeka. Maka tiada lain yang patut dituturkan dari mulut-mulut para orang tua kita kala itu adalah kalimat kesyukuran sebagai ekspresi dari rasa terima kasih kepada Allah SWT Yang Maha Kuasa, sebagaimana ditorehkan dalam alinea pembukaan 1945.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.