Apakah Jodoh Datang Dengan Sendirinya Atau Harus Dijemput? Berdasarkan Kisah Imam Maliki Dan Imam As-Syafi'i

Ada satu kisah menarik antara Imam Malik dengan Imam As-Syafi'i, mungkin bisa sama halnya dengan rezeki atau pun jodoh. Pada saat itu Imam As-Syafi'i tengah berada dalam suatu majelis, memiliki perbedaan pendapat soal konsep datangnya rezeki.

Ilustrasi Imam Maliki dan Imam As-Syafi'i

Sederhananya, Imam Malik berpendapat bahwa rezeki itu akan datang dengan sendirinya. Jika itu memang ditakdirkan untuk kita, pasti sampai. Bagaimana pun caranya. Utamakan saja dulu kewajiban, kemudian bertawakkal. Fokus pada bagian kita, sisanya akan datang dengan sendirinya.

Sementara itu, Imam Syafi'i memiliki pandangan yang berbeda. Masa iya bisa datang sendiri tanpa usaha? Setidaknya pasti harus ada gerak dan upaya untuk mendapatkan hasil. Dengan tanpa mengurangi rasa hormat pada gurunya, ia merasa heran pada argumen tersebut. Menurutnya, bagaimana bisa seekor burung akan mendapatkan makanan jika ia tidak keluar dari sarangnya sama sekali?

Akhirnya mereka berpegang teguh dengan pendapatnya masing-masing.

Naah, singkat cerita sewaktu Imam Syafi'i jalan kaki, beliau melihat serombongan orang sedang panen anggur. Ia pun nimbrung dan ikut membantu proses panen tersebut. Setelahnya, ia dapat imbalan berupa beberapa ikat buah anggur sebagai balas jasa. HA! Senangnya..

"Benarkan rezeki itu harus dijemput, aku harus ketempat guruku.."

Pas sampai pondok, terlihat sang Guru, Imam Malik, sedang duduk santay. Tanpa ba-bi-bu lagi Imam Syafi'i langsung menaruh anggur dari balas jasanya tadi ke hadapan Imam Malik. Sambil menceritakan pengalamannya, ia berujar, "Seandainya saya gak keluar pondok dan usaha (bantu-bantu panen), tentu saja buah anggur ini gak akan ada di sini sekarang."

Ilustrasi Imam Maliki dan Imam As-Syafi'i, beserta lainnya.

Masih santay, Imam Malik cuma senyum sambil nyomot beberapa butir buah anggur, "Ah~, seharian ini aku memang tidak keluar pondok. hanya mengambil tugas sebagai guru, dan sedikit berpikir alangkah nikmatnya kalau dalam hari yang panas ini aku bisa menikmati anggur. Tiba-tiba engkau datang sambil membawakan beberapa ikat anggur untukku. Bukankah ini juga bagian dari rezeki yang datang tanpa sebab? Cukup dengan tawakkal yang benar kepada Allah niscaya Allah akan berikan rezeki. Lakukan yang menjadi bagianmu, selanjutnya biarkan Allah yang mengurus lainnya".

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.