Garam Bleng, Bahan Kimia Yang Biasanya Digunakan Untuk Pembuatan Kerupuk
Kita pasti pernah makan atau bahkan menyukai kerupuk yang biasanya dibeli di warung-warung, restoran, angkringan, dan lain-lain. Hidangan ini biasanya digunakan sebagai tambahan, pelengkap, atau pengganti cemilan. Ini gambarnya.
|  | 
| Kerupuk putih | 
|  | 
| Garam bleng | 
Bleng atau lebih dikenal dengan boraks karena kemiripannya. Bleng (natrium biborat, natrium piroborat, natrium tetraborat) adalah campuran garam mineral konsentrasi tinggi. Bentuknya panjang dan berwarna agak kuning. Zat ini adalah bentuk tidak murni dari asam borat, sementara bentuk murninya banyak dikenal dengan nama boraks. Di Indonesia, bleng sudah diproduksi sejak tahun 1700 dalam bentuk air bleng. Cairan ini biasanya dihasilkan dari ladang garam atau kawah lumpur.
Penggunaan bleng dalam makanan bertujuan untuk memberikan aroma dan rasa khas di samping mengenyalkan dan membuat adonan mengembang. Tekstur dan rupa makanan menjadi bagus. Bleng membuat kerupuk gendar/karak/puli mekar saat digoreng dan terasa renyah. Zat ini juga berperan sebagai pengawet dan pengeras mie, lontong, ketupat, bakso, kecap, cenil, lupis, dan sosis (sumber: Bleng, Bahan Kimia Mirip Boraks Biasa Dipakai untuk Kerupuk )
Ya, bleng termasuk salah satu bahan kimia yang sebenarnya berbahaya bagi tubuh kita. Mengkonsumsi makanan yang mengandung boraks memang tidak serta berakibat buruk terhadap kesehatan tetapi boraks akan menumpuk sedikit demi sedikit karena diserap dalam tubuh konsumen secara kumulatif. Seringnya mengonsumsi makanan berboraks akan menyebabkan gangguan otak, hati, lemak, dan ginjal. Dalam jumlah banyak, boraks menyebabkan demam, anuria (tidak terbentuknya urin), koma, merangsang sistem saraf pusat, menimbulkan depresi, apatis, sianosis, tekanan darah turun, kerusakan ginjal, pingsan, hingga kematian.
 
 
 
 
 
Leave a Comment