Prospek Agribisnis - Ekonomi Di Era Transisi Demokrasi (2)
Sektor pertanian merupakan sektor yang banyak berperan dalam menolong sektor-sektor lain yang mengalami pertumbuhan negatif pada masa krisis. Sektor ini, termasuk peternakan, kehutanan, dan perikanan, selama krisis masih selalu mampu melakukan ekspansi. Kesempatan kerja di sektor ini relatif stabil, jauh lebih baik keadaannya dibandingkan sektor-sektor lain yang mengalami kontraksi berat dan mem-PHK-kan sejumlah besar tenaga kerja.
Dengan penataan yang lebih baik, investasi di sektor pertanian akan meningkat, khususnya pada subsektor perikanan yang meningkat, khususnya pada subsektor perikanan yang mendapat perhatian pada pemerintahan Presiden Gus Dur. Potensi kelautan di Indonesia memang luar biasa, tetapi belum secara optimal disentuh oleh investor luar negeri. Selama ini negara selalu dirugikan karena lautan tidak terjaga dan pencurian di laut lepas Indonesia tergolong sangat besar.
Di masa depan, bila sektor ini digarap secara optimal akan memberikan sumbangan yang terbesar bagi penerimaan negara, terutama melalui ekspor. Selama ini nilai ekspornya tidak beranjak dari 2 miliar dolar AS. Thailand yang memiliki luas laut jauh lebih kecil mampu memacu sektor perikanan dengan baik dan jauh lebih besar nilai ekspornya dibandingkan Indonesia. Jika sektor kelautan ini tergarap dengan baik, maka hasil ekspor dapat dilipatgandakan sampai 3 kali lipat dari yang dicapai sekarang.
Investasi di perkebunan, sebagai bagian dari sektor pertanian yang bertumbuh positif, juga akan mengalami peningkatan. Selama ini, subsektor perkebunan menjadi primadona ekspor Indonesia, bahkan lebih besar lagi peranannya pada masa krisis. Depresiasi nilai tukar yang tinggi telat melipatgandakan hasil ekspor subsektor perkebunan ini. Namun, sayang komoditas ekspor hasil pertanian (minyak kelapa sawit) sempat tercemar karena pencampur (atau dicampur) solar. Sebagai akibatnya, ekspor ke Eropa mengalami penurunan karena kelalaian tersebut.
Subsektor kehutanan sendiri diperkirakan akan mengalami stagnasi bahkan akan menurun karena ketidakjelasan kebijakan pada subsektor ini. Masalah bahan baku di subsektor ini berkurang drastis karena eksploitasi berlebihan selama ini. Para konglomerat yang menebangi hutan dengan sembrono memeras hasil-hasilnya tanpa memulihkan kawasan yang telah dieksploitasi. Previous Article

Leave a Comment