Prospek Agribisnis - Ekonomi Di Era Transisi Demokrasi (1)
Pada tahun 1998 hampir semua lapangan usaha mengalami kontraksi, kecuali pada sektor pertanian, peternakan, kehutanan, serta sektor listrik, gas, dan air bersih. Namun, pada tahun 1999, jumlah sektor yang mengalami kontraksi sudah jauh berkurang, termasuk tingkat kedalaman kontraksinya. Bahkan pada kuartal ketiga tahun 1999, sektor yang mengalami kontraksi hanya sektor keuangan dan bangunan.
Secara khusus, sektor pertanian dalam arti luas, termasuk di dalam perkebunan, kehutanan dan perikanan, mengalami pertumbuhan positif, meskipun sektor-sektor pendukungnya (perbankan, transportasi dan jasa-jasa) mengalami pertumbuhan negatif. Itu berarti sektor ini tidak rentan krisis atau bahkan tergolong memiliki daya tahan yang luar biasa, meskipun tingkat pertumbuhannya tidak terlalu tinggi.
Harga minyak dunia sejak triwulan II tahun 1999 meningkat pesat, jauh melebihi patokan harga yang ditetapkan APBN. Harga minyak menjadi lebih dari 21 USD per barel dari perkiraan 10 USD per barel. Peningkatan harga tersebut telah meningkatkan surplus penerimaan negara sampai Rp 40 Triliun.
Nilai tukar rupiah terhada dolar AS yang stabil pada kisaran angka 7000 per dolar AS terjadi selama kuartal II 1999. Namun, perkembangannya pada kuartal III mengalami destabilisasi karena kenaikan suhu politik dalam negeri dan persoalan perbankan. Pada bulan-bulan terakhir, nilai tukar menjadi lebih stabil kembali, apalagi setelah terpilih Presiden dan Wakil Presiden secara demokratis.
Inflasi pun jauh membaik daripada tahun sebelumnya. Selama periode Januari - November 1999, inflasi baru mencapai 0,15 persen. Kondisi ini selayaknya menjadi landasan bagi perkembangan dunia usaha untuk ikut serta memberikan sumbangan terhadap pertumbuhan perekonomian nasional, termasuk di dalamnya upaya penciptaan lapangan kerja dan peningkatan kesejahteraan masyarakat luas.
Suku bunga SBI berjangka 1 bulan mengalami penurunan dari 28,73 persen pada bulan Mei 1999 menjadi 13,01 persen pada awal November 1999. Namun, penurunan suku bunga ini belum mampu merangsang dunia usaha untuk melakukan aktivitasnya seperti sediakala karena perbankan mengalami banyak masalah dan dana yang tersedia tidak memadai. Next Article
 

 
 
 
 
Leave a Comment