Kebijakan Fiskal dan Keuangan Capital Flight (Pelarian Modal)
Ekonomi Indonesia yang haus modal terlihat dari neraca pembayaran dalam bentuk lalu lintas modal masuk, yang cukup meyakinkan dari tahun ke tahun. Modal masuk tersebut ternyata tidak hanya berjangka pendek, tetapi juga berupa utang luar negeri pemerintah dan swasta yang semakin besar dari tahun ke tahun.
Napas kehidupan ekonomi nasional akhirnya memang sangat tergantung pada utang luar negeri dan harapan modal masuk berupa uang panas yang bisa tunggang-langgang pada saat kritis. Posisi ini akhirnya menjadikan perekonomian lunglai dan tidak berdaya karena pendarahan yang begitu besar berupa pelarian modal ke luar negeri dalam jumlah yang sangat besar.
Data-data di dalam neraca pembayaran pada beberapa kuartal setelah krisis menunjukkan situasi yang runyam dan sia sendiri. Paling tidak, selama beberapa kuartal, modal yang lari keluar berkisar 5-8 miliar USD per kuartal. Pada tahun terakhir ini, modal yang lari keluar paling tidak mencapai 80 miliar USD dengan rincian 15 miliar USD pada tahun 1997, 35 miliar USD pada tahun 1998, dan 30 miliar USD pada tahun 1999.
Bagaimana mungkin bisa terjadi pemulihan ekonomi jika modal di dalam negeri lari keluar dan hasil ekspor tetap dibiarkan diparkir di luar negeri sehingga tidak terlalu banyak manfaatnya untuk injeksi modal bagi kebangkitan kembali dunia usaha nasional. Persoalan ini selayaknya dipikirkan dan ditanggapi dengan kebijakan yang kondusif. Previous Article

Artieklnya sangat bermnafaat Gan. Makasih Gan
BalasHapusTIPS MERAIH KURSI LEGISLATIF