Kebijakan Fiskal dan Keuangan Capital Flight (Pelarian Modal)

Persoalan ekonomi Indonesia tidak lepas dari pergerakan modal secara internasional, baik yang masuk dari luar atau yang keluar dari dalam sistem ekonomi Indonesia. Dalam kondisi di mana arus modal masuk cukup besar, maka dampaknya pada ekonomi nasional akan bersifat positif, terutama jika modal tersebut bukan merupakan uang panas yang berjangka pendek. Sebaliknya, jika terjadi arus modal keluar atau pelarian modal, maka dampaknya akan menjadi negatif terhadap perekonomian nasional.

Pada masa prakrisis Indonesia tergolong ke dalam kelompok negara yang menerima modal dari luar negeri. Pada saat yang sama, kondisi ekonomi di Indonesia memang sangat memerlukan modal tersebut karena defisit transaksi berjalan yang sangat besar dan cenderung bertambah besar dari tahun ke tahun.

Kegiatan investasi tidak bisa diderivasi dari produktivitas di dalam negeri, tetapi terpaksa diinjeksi dari luar. Modal dari luar tidak akan terlalu bermasalah jika tingkat konsumsi dan impor badan usaha dan masyarakat tidak berlebihan sehingga mempengaruhi neraca pembayaran untuk jasa-jasa, bahan baku, dan barang modal. Ternyata kebutuhan impor barang dan jasa selama ini tidak bisa ditutup dari hasil ekspor barang dan jasa tadi.

Dengan demikian, pemasukan modal menjadi pilihan terpaksa yang tidak dapat dihindarkan, termasuk modal luar negeri jangka pendek (short term capital) yang membahayakan. Akhirnya, memang benar, dalam jangka waktu tertentu modal jangka pendek tersebut telah menjerumuskan perekonomian nasional karena hidup secara boros, lebih besar pasak daripada tiang. Read more...

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.