Antara Pahlawan dan Pengkhianat ! ║Lembaran Dakwah tentang Hari Pahlawan

Antara Pahlawan dan Pengkhianat
Bismillaahiirrahmaniirrahiim
"Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta or*ang-orang yang berbuat baik". (Q.S Al-'Ankabuut 29:69)
Hari Pahlawan
    Perlawanan yang awalnya spontan dan tidak terkoordinasi, makin hari ke hari, dari minggu ke minggu lama-lama mulai teratur rapi. Pertempuran ini berlangsung selama tiga minggu, dengan memakan korban sekitar 6.000 sampai dengan 16.000 jiwa dari pihak Indonesia serta kurang lebih 200.000 rakyat Surabaya harus mengungsi, meninggalkan rumah dan harta bendanya. Sedangkan korban jiwa dari pihak Inggris juga tidak sedikit, yaitu 600 sampai dengan 2.000 tentaranya yang tewas. 
    Pertempuran yang begitu banyak memakan korban jiwa di Surabaya ini, telah membangkitkan dan menggerakkan perlawanan rakyat di seluruh Indonesia. Banyaknya pejuang dan pejuang dan rakyat yang gugur menjadi korban, maka pada tanggal 10 November ditetapkan oleh Presiden Soekarno sebagai "Hari Pahlawan" bangsa Indonesia hingga sampai sekarang.
Umat Islam
    Perang badar adalah perang yang pertama kali dilakukan oleh umat Islam yang dipimpin langsung oleh Rasulullah SAW, untuk mempertahankan akidah umat Islam yang selalu diganggu oleh kaum Musyrik Mekah. Sedangkan Perang di Surabaya adalah sebuah agresi militer yang dilakukan oleh tentara sekutu yang ingin membantu Belanda menguasai kembali tanah air Indonesia. Dan perlawanan yang dilakukan oleh rakyat dan pemuda Indonesia adalah untuk menunjukkan pada dunia, bahwa rakyat Indonesia yang mayoritas beragama Islam tidak sudi dijadikan budak penjajah oleh bangsa lain.
    Kini Islam telah berdiri dan diakui sebagai salah satu agama yang terbesar di dunia dan Indonesia sebagai negara yang mayoritas umat Islam telah berdiri sebagai negara yang berdaulat. Tetapi mengapa umat Islam semakin hari semakin terpinggirkan dari negeri ini, negeri yang diperjuangkan oleh para syuhada dengan pekikan takbir "Allahu Akbar"
Aksi bela Islam 212



Merubah Wajahnya
    Barangkali hanya sedikit orang yang menyadari hal ini, karena orang yang menguasai kewenangan tesebut pun beragama Islam. Tentu saja tidak mungkin ia akan menjadi pengkhianat terhadap negerinya sendiri. Tetapi mengapa ia mengundang para penjajah datang untuk menguasai kekayaan bumi Indonesia dengan kekuasaan mereka datang kembali dengan kekuatan ekonominya. Ini namanya penjajahan model baru!.
    Keberuntungan kaum penjajah itu, bahwa mereka masih banyak menemukan orang yang mudah mereka beli dengan materi yang sedikit dan menghasilkan keuntungan materi yang cukup besar. Dengan mengantongi izin mengelola sumber daya alam, bukankah sesuatu yang sangat menguntungkan bagi mereka ? Sehingga lambat tapi pasti, kekayaan alam negeri ini akan tekuras habis tanpa kita mampu mencegahnya. Protes atas ketidak-setujuan akan membuat kita berhadapan dengan pihak aparat keamanan yang bertindak dengan tegas, walau dalam hati sanubarinya pun mereka menangis.
Menjadi Renungan
    Hendaklah para pejabat, cendiakawan, ulama dan pemerhati bangsa mau bersatu pada memikirkan negeri ini, agar anak cucu kelak tidak menghujat di saat kita sudah berada di alam kubur. Bukankah para pahlawan yang memperjuangkan bangsa ini memiliki tujuan yang mulia untuk para penerus generasi bangsa. Ada sebuah nasihat yang dapat menjadi renungan dari Imam Syafi'i : "Berapa banyak manusia hidup dalam kelalaian, sedangkan kain kafannya sedang ditenun". Baca sebelumnya

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.