Antara Pahlawan dan Pengkhianat ! ║Lembaran Dakwah tentang Hari Pahlawan

Antara Pahlawan dan Pengkhianat
Bismillaahiirrahmaniirrahiim
"Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik". (Q.S Al-'Ankabuut 29:69)

Melakukan Fitnah
    Perang Badar adalah perang yang pertama kali bagi umat islam setelah ada perintah dari Allah SWT. Di mana kaum Yahudi yang melakukan hubungan kerja sama secara diam-diam atau sembunyi-sembunyi dengan pihak kaum Musyrik Mekah melakukan fitnah terhadap diri Rasulullah SAW dan umat Islam. Kaum Yahudi mengatakan bahwa Rasulullah SAW dan umat Islam telah melanggar bulan suci, dengan menumpahkan darah, merampas harta benda dan menawan orang di bulan Rajab.
    Memang di dalam masyarakat Arab, ada larangan untuk melakukan perperangan pada bulan Rajab, Dzuqaidah, Dzulhijjah dan Muharram, tetapi hal itu sebenarnya terjadi di bulan Sya'ban. Kaum Yahudi tetap saja mengangkat-angkat berita bohong tersebut, sehingga hal ini membuat Rasulullah SAW dan umat Islam terpojok, maka turunlah firman Allah SWT : "Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan Haram. Katakanlah : "Berrperang dalam bulan itu adalah dosa besar; tetapi menghalangi (manusia) dari jalan Allah, kafir kepada Allah, (menghalangi masuk) Masjidil-Haram dan mengusir penduduknya dari sekitarnya, lebih besar (dosanya) di sisi Allah" (Q.S Al Baqarah 2:217).
    Situasi polemik dan pertentangan antara kaum Yahudi dan kaum Munafik di satu pihak dengan umat Islam di pihak lainnya, setiap hari makin panas dan keras, sehingga dilaporkan oleh kaum Yahudi dan kaum Munafik kepada kaum Musyrik Mekah.
    Mendapat laporan semacam itu, kaum Musyrik Mekah berpendapat ada peluang baik untuk meruntuhkan umat Islam Madinah. Maka mereka menyusun pasukan militer berkekuatan 1000 tentara bersenjata dibawah pimpinan Abu Jahal menuju Madinah. Rencana serangan dari tentara Musyrik Mekah diketahui oleh Rasulullah SAW berkat patroli pasukan tentara Islam di perbatasan, sehingga beliau menyiapkan pasukannya yang berjumlah 300 orang dan berangkat ke lembah Badar, tempat strategis untuk menghadang pasukan Musyrik Mekah.

Perang Badar
    Melihat kekuatan kaum Musyrik Mekah yang berbaris dengan gagah dan pongah, yang jumlahnya tiga kali lipat dari kekuatan tentara Islam. Rasulullah SAW sebagai komandan  perang memohon kepada Allah SWT agar diberikan kemenangan melawan musuh-musuh Allah itu. Ketika pasukan Islam sedang tertidur dalam kegelapan malam, Rasulullah SAW masih duduk taffakur memanjatkan doa : "Ya Allah, janganlah lupa janji-Mu untuk memberi pertolongan. Ya Allah, jika pasukan kecil ini sampai binasa, tidaklah akan ada lagi yang dapat menyembah-Mu dengan hati yang tulus".
   Keesokan harinya, setelah perang tanding antara Hamza, Ali dan Ubaidillah RA dengan komandan kaum Musyrik Mekah dimenangkan oleh trio tentara Islam, maka terjadilah perang terbuka yang dahsyat dan kejam. Walau pun tentara Islam berjumlah sedikit, hanya 300 orang, tetapi dapat mengalahkan tentara kaum Musyrik Mekah yang berjumlah 1000 orang dengan persenjataan yang lengkap dan komandan tertingginya Abu Jahal pun ikut tewas terbunuh. Perang Badar adalah perang pertama kali dalam sejarah Islam dan ini terjadi pada tanggal 17 Ramadhan tahun ke-2 Hijriyah atau bertepatan tanggal 7 Mei 623 Masehi (Ameer Ali; 1978:169-175)
Perang Badar
Jendral Mallaby
    Berawal tewasnya seorang jendral tentara Inggris yang bernama Brigadir Jendral Aubertin Mallaby pada tanggal 10 Oktober 1945 dalam sebuah kontak senjata dengan pasukan Indonesia. Maka Mayor Jendral Eric Carden Robert Mansergh sebagai pengganti Brigadir Jendral Mallaby untuk wilayah Jawa Timur memberikan ultimatum kepada pimpinan dan rakyak Indonesia untuk menyerahkan senjata dengan tangan di atas dan dikumpulkan di tempat yang telah ditentukan.
    Ancaman ini sangat melukai hati rakyat dan tentara Indonesia, yang baru saja terbentuk menjadi negara yang berdaulat. Hal ini dianggap sebagai sebuah perbuatan yang sangat menginjak-injak harga diri bangsa. Tentu saja hal ini tidak dipenuhi oleh rakyat dan para pemuda Surabaya, mereka bertekad siap untuk mengorbankan jiwa mempertahankan kedaulatan bangsa Indonesia.
Insiden tewasnya Jendral Mallaby



Melaksanakan Ultimatum
    Maka pada tanggal 10 November 1945 pukul 06.00 pagi, tentara sekutu Inggris pun melaksanakan ultimatumnya dengan membom-bardir Kota Surabaya melalui pesawat tempurnya. Begitu banyak korban yang berjatuhan dan rumah-rumah hancur berantakan serta mayat bergelimpangan dimana-mana dan banjir darah menggenangi setiap sudut kota Surabaya. Bom curah dari pesawat tempur yang memenangkan pasukan sekutu dan perang Dunia II melawan pasukan Jerman dan Jepang ini, meluluh lantakan seluruh isi kota. Dari stasiun-stasiun pemancar radio yang terpasang di sudut kota berkumandang suara takbir "Allahu Akbar"dari seorang pemuda yang mengajak rakyat dan para pemuda untuk bangkit berjihat mempertahankan harga diri dan kedaulatan bangsa Indonesia.
Ultimatum di kota Surabaya 10 November 1945
Arek-arek Surabaya
    Bung Tomo seorang pemuda yang dengan gagah berani dan bersaudara lantang, memanggil Arek-arek Suroboyo untuk bangkit melawan pasukan sekutu Inggris yang memiliki persenjataan otomatis dan modern. Arek-arek Suroboyo yang merasa terpanggil jiwa mudanya untuk berjihad melawan tentara penjajah Belanda yang memboncengi tentara sekutu Inggris, walau dengan senjata yang teramat sederhana, bambu runcing.
    Komando jihad yang dikumandangkan Bung Tomo ini mendapat dukungan dari para kyai yang memiliki pondok pesantren. Para kyai yang memiliki pondok pesantren pun segera mengarahkan para santrinya untuk turut serta berjihad mempertahankan negeri tercinta dari caplokan tentara penjajah. KH. Hasyim Asy'ari dan KH. Wahab Hasbullah adalah dua tokoh ulama kharismatik yang turun langsung memimpin para santrinya untuk berjihad mempertahankan negara Indonesia tercinta. Baca Selanjutnya

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.