Perintah Allah tentang "Hati-hati dengan hati", Khairu Ummah
"Hati-Hati Dengan hati" 
Dan Janganlah kamu mengikuti apa yang
kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya.
Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati,
semuanya itu akan diminta pertanggung jawabnya
(QS Al-Isra [17]:36)
    Ada begitu banyak yang harus kita kaji, salah satunya adalah hadits qudsi , yakni firman Allah.swt yang tidak termasuk ke dalam Al-Qur'an. Abu Hurairah.RA menceritakan bahwa Rasulullah.SAW bersabda :
   "Dari Abu Hurairah.RA, bahwasanya Rasulullah.SAW bersabda : "Allah berfirman,'Jika hambaKu berkeinginan untuk melakukan suatu amal keburukan, janganlah kalian(Para Malaikat) mencatat kesalahannya hingga dia mengerjakan. Dan jika dia telah melakukannya, tulislah dosa kesalahannya sepandan dengan perbuatan buruk yang ia lakukan. Namun jika dia meninggalkannya karena-(takut kepada)Ku, tulislah baginya satu kebaikan. Dan jika hambaKu berniat melakukan amal kebaikan, tetapi belum dikerjakannya, tulislah baginya satu kebaikan. Namun, jika dia telah melakukannya, tulislah baginya 10 kebaikan sepandan dengan kebaikan yang dia lakukan hingga 700 kali lipat" (HR Al Bukhari)
Anggapan Yang Salah
   Ada kesalahan cara berfikir dikalangan umat islam berkenaan dengan hadits diatas. Terutama dalam pengalangan pertama, dibagian keinginan untuk melakukan suatu amal keburukan yang tidak dicatat oleh para malaikat. Sebagian orang berpandangan bahwa karena adanya perintah Allah seperti ini,
maka malaikat tidak akan mencatat niat untuk melakukan suatu keburukan. Seorang Ulama terkemuka, Dr.'Aidh Al Qarni memperingatkan kita tentang bahaya dari cara pandang demikian. Beliau menegaskan bahwa ada diantara pemikiran untuk berbuat kejahatan yang benar-benar akan dicatat oleh para malaikat dan akan mendapatkan ganjarannya di akhirat kelak. 
   Menurut beliau, apa yang disebutakan didalam hadits sebagai keinginan yang tidak dicatat itu hanyalah sebatas apa yang terlintas didalam hati. Seumpama dijalan kita melihat ada buah mangga ranum yang menggiurkan tergantung di sebuah pohon. Saat kita melihatnya, ada terlintas didalam hati untuk memetiknya.
   Jika kita kemudian menyadari bahwa pohon mangga itu bukan milik kita, kemudian kita membuang atau tidak memikirkan kembali keinginan untuk memetik mangga tersebut, maka itu termasuk kedalam lintasan hati yang tidak akan dicatat oleh para malaikat
   Lain halnya bila kita merasa ingin memiliki, kemudian mencari cara untuk memetiknya. Apabila tangan kita tidak sampai untuk meraihnya, kita berfikir untuk mendapatkan alat bantu, apakah berupa galah atau tongkat, mencari tangga atau lain-lainnya. Jika pun kita tidak mendapatkan alat bantu tersebut, sehingga membatalkan keinginan kita, maka pemikiran buruk tadi sudah dicatat sebagai suatu keburukan. Satu hal yang perlu diingat jika melakukannya bukan karena takut kepada Allah, melainkan karena tidak ada kesempatan atau alat bantu yang memadai.
   Menurut Syaikh Al Qarni, jika kemudian pemikiran buruk itu benar-benar dilaksanakan, maka akan ditulis lagi satu catatan keburukan bagi kita.
Yang Ada Di Dalam Hati Akan Dibalas
   Di dalam Al-Qur'an, Allah berfirman : "Dan Janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabnya." (QS Al-Isra [17]:36)
   Dalam ayat diatas, Allah.Swt menegaskan bahwa apa yang ada di dalam hati akan dimintai pertanggung jawabanny. Artinya benar-benar Allah.Swt mencatat, menanyakan kembali memintakan pertanggung jawaban atas apa yang ada di dalam hati. Sebagai contoh yang jelas, kita bisa melihat di dalam Al-Qur'an : "Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar(berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat.
Dan Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui (QS An Nur [24]:19)
Dan Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui (QS An Nur [24]:19)
Rangkaian kisah dalam ayat-ayat Surat An-Nur sebelumnya menceritakan tentang Haditsul Ifki, berita bohong berkenaan dengan perilaku tercela yang diisukan telah dilakukan oleh 'Aisyah RA, dalam Al-Qur'an Surat An-Nur tersebut, kisah Haditsul Ifki ini dikisahkan mulai dari ayat 15 sampai dengan ayat 18
Terhadap berita bohong tersebut ada sebagian orang yang menginginkan agar berita itu sampai ketelinga orang-orang yang beriman. Bagi orang-orang semacam ini, Allah.Swt dengan tegas menyatakan bahwa mereka akan diberi balasan berupa azab di dunia dan di akhirat. Tentunya hal ini jelas menunjukkan betapa keinginan dan perasaan senang seperti itu merupakan amalan hati, apa yang ada di dalam hati ini, akan dicatat, dipertanyakan di akhirat dan memperoleh ganjarannya.
Ada ayat lain yang menunjukkan bahwa apa yang ada di dalam hati akan dimintai pertanggung jawabannya kita bisa lihat di dalam potongan awal surat Al-Hujurat [49]:12 : "Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba sangka itu dosa"
Pelajaran Untuk Masa Depan
Dalil-dalil di atas cukup jelas menunjukkan larangan berprasangka buruk. dan secara keseluruhan menunjukkan kepada kita bahwa yang ada di dalam hati manusia akan dibalas Allah.Swt . Oleh karenanya, patut kita renungkan apa yang disampaikan oleh Sayyid Quthb dalam tafsirnya Fii Zhilaalil Qur'an berkenaan dengan ayat 12 Surat Al Hujurat ini : "... intinya agar manusia menjauhi buruk sangka apa pun yang akan menjerumuskannya ke dalam dosa."
Secara lebih luas, dapat dikatakan bahwa tiap-tiap diri orang yang beriman harus menjaga apa yang ada di dalam hatinya agar yang terlintas hanyalah hal yang baik dan bermanfaat bagi kehidupannya. Misalnya sebuah gelas bening, bila diisi dengan air bersih dan bening, maka akan terlihat bening air di dalam gelas itu. Namun jika ada tetesan atau dimasukkan air kopi, misalnya, air gelas tersebut akan mulai menjadi keruh. Marilah kita sama-sama mengingat apa yang telah disabdakan oleh Nabi Muhammad.Saw tentang perintah "Hati-hati dengan hati" ini : "Ketahuilah bahwa di dalam badan manusia ada segumpal daging, jika ia baik maka akan baiklah seluruh badannya. ketahuilah, bahwa itu adalah hati.
 
 
 
 
 
Leave a Comment